sejarah pendidikan agama kristen

DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PADA MASA KUNO
Gereja purba bukanlah penemu pendidikan agama, adalah lebih tepat untuk mengatakan bahwa gereja adalah hasil pendidikan itu. Pendidikan khususnya sejak awal sama dengan pikiran dan prakteknnya selama masa Abad Pertengahan berakar baik dalam Kebudayaan – Yunani - Romawi maupu Yahudi. Dari yang pertama itu yaitu melalui pendekatan Sokrates, misalnya, para pendidik Kristen belajar bagaimana menjernihkan pemikiran melalui seri pertanyaan yang semakin mendalam. Kemudian, pikiran salah seorang muridnya yang bernama Plato dimanfaatkan para pemimpin Kristen untuk menyoroti intisari pendidikan sebagai proses mengantar orang untuk meninggalkan perasaan aman mereka yang berporos dunia bayang-bayang agar bertindak sesuai dengan dunia nyata. Jadi sebagian pendidikan berarti memeriksa kembali pandangan yang lazimnya ditolaknya kalau memang data baru itu menuntut berbuat demikian.
Murid Plato paling termasyur yang bernama Aristoteles mengajar Gereja bagaimana menggolongkan pengetahuan agar lebih gampang memperolehnya bilamana diperlukan lagi. Ia pun menunjukkan bagaimana mengajar akal manusia untuk mempertimbangkan bobot sejumlah tujuan usaha insani termasuk pendidikannya dengan salah satu akibat yang dianggap paling kuat. Demikian pula “jalan tengah kencana” yang dikemukakannya sebagai azas pokok hendaknya sesuai dengan keputusan etis. Semua macam pendidikan itu diarahkan kepada pengembangan seorang pribadi yang mampu melihat hubungan-hubungan sejati serta bertindak sesuai dengan pengetahuan tersebut.
Pikiran Quintilianes, seorang warga kebudayaan yang menjunjung tinggi kemampuan bertindak semaksiamal mungkin, menjadi sumber dimanfaatkan untuk menyoroti cara pendidik secara praktis dan manusiawi.
Selama berabad-abad permulaan bangsa Israel sampai pembuangannya ke Babel dapat dicatat empat pokok pendidikan utama yakni :
1) Dasar teologi pendidikan agama Yahudi yang mencakup tiga ajaran tentang manusia.
2) Dari ketiga dasar tersebut ditarik isi tujuan agam Yahudi.
3) Pengajar-pengajar. Pada dasarnya, Allah diterima sebagai pengajar utama yang mempercayakan pelayanan pengajaran kepada empat golongan pemimpin pada umumnya dan kepada orang tua pada khususnya. Keempat golongan mencakup jabatan berikut : imam, nabi, penyair, dan orang bijak. Tugasnya sebagai pengajar umum masih diteruskan pada zaman pembuangan ke Babel dan kembalinya ke Palestina. Keprihatianan khas mereka masing-masing cenderung menghasilkan pendekatan mendidik yang berimbang.
4) Kurikulumnya. Dalam ruang lingkup terdapat tema berikut : “pemilihan Abraham dengan keturunannya, penciptaan langit dan bumi, pelepasan dari perbudakan di Mesir. Pemberian perjanjian/hukum Taurat, pendudukan tanah yang dijanjikan, permulaan kerajaan dan kesaksian kaum nabi tentang kecenderungan umat Israel yang menyeleweng dari persyaratan yang termuat dalam perjanjian”. Dalam pokok-pokok tersebut tersirat pula bimbingan untuk menuju perilaku yang sesuai dengan panggilan umat Israel.
Mula dengan dampaknya yang hebat atas diri kaum Israel sebagai Akibat pembuangannya ke Babel sampai permulaan zaman masehi, pendidikan agama yahudi berkaitan secara khusus dengan 4 pokok yaitu :
1) Dasar teologi baru yang mencakup peninjauan ulang statusnya sebagai bangsa terpilih dan pernyataan.
2) Karena mereka jauh dari bait Allah yang ada di Jerusalem, yaitu pusat kebaktiannya,dan karena ketidakmampuan orang tua memenuhi mandatnya untuk mengajar, Umat Allah di Babel mengembangkan rumah ibadah dan sekolah. Yang pertama merupaka prakarsa yang sama sekali baru dalam sejarah agama, dalam arti pada pertama kalinya pendididkan berkaitan dengan ritus beribadah. Tetang sekolah tersebut terdapat 2 taraf pokok yaitu sekolah dasar (Beth-Hasepher) dan sekolah menengah pertama (Beth Talmud). Di dalamnya nampaklah penghargaan yang sungguh-sungguh terhadap kesempatan belajar dan rasa hormat terhadap jabatan seorang guru.
3) Pendekatan mendidik yang manusiawi dan bersandar pada metode menghapal.
4) Para Pelajar. Yang dididik di sekolah adalah anak laki-laki saja, tetapi barangkali disana-sini seorang anak perempuan dididik tentang ketrampilan dan isi yang serupa dengan kesempatan yang disediakan bagi anak laki-laki.
http://roimansonpanjaitan.blogspot.co.id/2011/08/sejarah-pendidikan-agama-kristen.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kerajaan bercorak hindu budha

cara membuat donat

motivasi yang bermanfaat